like box Hajami Atmaja

Jumat, 11 November 2011

AL - FATIHAH



Fatihah bermanfaat sebagai pakaian di dalam kubur ,
membaca fatihah berarti berdialog dengan Allah ,
memuji – NYA , dan berdo’a  kepada – NYA  ,
agar ibadah kita diterima .

Rasulullah s.a.w. bersabda :
“ sesungguhnya  Allah telah menurunkan kepadaku suatu surat ,
yang tidak diturunkan kepada Rasul dan Nabi sebelumku “
( H.R. Baihaqi dari Abdullah Ibnu Abbas )  ,

Selanjutnya Rasulullah s.a.w , bersabda , bahwa Allah berfirman :
“ aku telah membagi dua surat Al – Fatihah menjadi dua bagian ,  
sebagian untuk – ku , sebagian lagi untuk hamba – ku “ .



Apabila seorang hamba mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim ,

maka Allah berfirman :

“ Hamba – ku telah mendo’a kepada – ku
dengan menyebut dua nama yang lemah lembut ,
yang keduanya saling bertalian ,
Arrahim bertalian dengan Arrahman ,
tiap – tiap keduanya saling bertalian “
Arrahim mengandung pengertian lebih pengasih dari Arrahman ,
Arrahman , artinya Maha Kasih Sayang  Allah
kepada semua makhluk – NYA yang kafir ,
sedangkan
Arrahim berarti Maha Penyayang
Kepada hamba –NYA yang beriman ,
bukan kepada orang kafir dan sebangsanya,




Manakala hamba – NYA mengucapkan Alhamdulillaah ,
yang artinya segala puji bagi Allah ,

Maka Allah berfirman : ,

“ Telah berterima kasih hambaku , sekaligus memujiku “




Apabila hamba  mengucapkan Rabbil aalamiin ,
yang artinya : Tuhan semesta alam ,

Allah berfirman :,

“ Hamba – Ku bersaksi ,
bahwa aku Tuhan semesta alam ,Tuhan seklaian alam ,
Tuhannya sekalian Manusia dan Jin , sekalian Malaikat dan Setan ,
Tuhan sekalian Makhluk , dan Tuhan menjadikan tiap –tiap sesuatu “ ,




Ketika hamba melafalkan Arrahmanirrahiim,
yang artinya Allah maha pengasih lagi maha penyayang ,

Allah berfirman :

“ Telah mengagungkan Aku hamba – Ku “,





Jika hamba mengatakan Maaliki yaumiddiin, ya’nii yaumil hisaab,
yang artinya memiliki hari Agama, yakni hari berhisab ( hari kiamat ) ,

Allah berfirman : ,

“ Hamba – Ku bersaksi ,
bahwasannya tidak ada yang memiliki hari agama selain aku “,





Ketika hamba melafalkan iyyaaka na’budu wa iyaka nasta’iin
yang artinya hanya kepada – Mu kami beribadah ( menyembah )
dan hanya kepada – Mu kami memohon pertolongan ,

Allah berfirman : ,

“ Inilah antara aku dengan hamba – Ku , ia beribadah kepada – Ku ,
inilah untuk – Ku , dan pada – Ku ia minta tolong , inilah untuk – Nya “,





Manakala hamba mengucapkan Ihdinash shiraathal mustaqiim,
shiraathalladzina an’amta ‘alaihim ,
ghairil magdhuubi alaihim waladhdhaalliin ,
yang artinya Tunjukilah kami jalan yang lurus ,
jalan oranag –orang yang engkau beri nikmat atas mereka ,
bukan pada jalan yang sesat ,

Allah berfirman : ,

Maka demikianlah permintaan hamba – Ku ,
karena itu untuk hamba – Ku tersedia apa yang ia minta “





Dan jika hamba melafalkan Aamiin ,
yang artinya terimalah , ya Tuhanku ,

Allah berfirman : ,

“ Inilah jalan keselamatanmu  dan jalan keselamatan umat ,
dan barangsiapa mengikuti petunjuk itu ,
Kami selamatkan dari neraka “ .




Al Fatihah sebagai media komunikasi kita dan
kesempatan berdialog dengan Allah s.w.t. ,



Sabtu, 29 Oktober 2011

MENCIPTAKAN QALBUN SALIM





Dalam salah satu do’a nya , Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah SWT , agar tidak dihinakan pada hari kiamat ,  “ janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan “ ,    ( yaitu ) dihari harta dan anak laki – laki tidak berguna , kecuali orang – orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih .    وَلا تُخزِنى يَومَ يُبعَثونَ ﴿٨٧﴾ يَومَ لا يَنفَعُ مالٌ وَلا بَنونَ ﴿٨٨﴾ إِلّا مَن أَتَى اللَّهَ بِقَلبٍ سَليمٍ ﴿٨٩﴾( QS al Syu’ara [ 26 ] : 87 – 89 ) .

Ada 3 ( tiga ) hal yang perlu diperhatikan dalam do’a Nabi Ibrahim ini : ,

Pertama, kekhawatiran tentang azab akhirat , seabagai Nabi bahkan sebagai bapak Nabi – Nabi , dan bergelar  “ Khalil Allah “ ( kekasih Allah ) , Nabi Ibrahim masih khawatir kalau – kalau dihinakan oleh Allah pada hari kiamat , kekhawatiran semacam ini patut di contoh .

Kedua, devaluasi nilai harta ( kekayaan ) dan keturunan ( pengikut ) untuk ukuran duniawi , harta dan anak –anak , termasuk pengikut , merupakan variabel utama yang menentukan status dan starata sosial manusia , di akhirat keduanya menjadi tidak penting , karena para malaikat sebagai “ aparat Tuhan “   Tak mungkin  “ disuap “  apalagi diteror .

Ketiga , kebersihan hati sebagai pangkal keselamatan di akhirat , jaminan keselamatan hanya diberikan kepada orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih , atau sehat ( Qalbun salim ) .

Banyak pendapat dari para pakar , khususnya dari kalangan ahli tafsir , yang pada pokoknya berkisar pada 3 ( tiga ) makna : ,

Pertama , seperti dikemukakan oleh Ibnu Katsir juga al – Alusi , qalbun salim bermakna salamat al – qalab’an al – syirk , aw al – aqa’id al – fasidah ( selamatnya hati dari sirik atau kepercayaan – kepercayaan yang sesat ) , hati yang sehat berarti memiliki akhidah yang benar , lurus , serta bebas dari segala bentuk kemusyrikan .

Kedua , qalbun salim berarti bersih dari penyakit hati , ( salim min amradh al –qulub ) , dalam permulaan surah al –Baqarah , dikemukakan tiga golongan manusia , yaitu : orang –orang takwa ( al – muttaqun ) , orang – orang kafir ( al – kafirun ) , dan orang – orang munafik ( al – munafiqun ) , golongan yang disebut terakhir ini adalah orang – orang yang hatinya berpenyakit , “ dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya ,  فى قُلوبِهِم مَرَضٌ فَزادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُم عَذابٌ أَليمٌ بِما كانوا يَكذِبونَ ﴿١٠,   , ( QS al -  Baqarah [ 2 ]: 10 ) .

Ketiga , seperti badan yang sehat , hati yang sehat juga memiliki kesempurnaan dan kekuatan melakukan apa yang menjadi tugas dan fungsinya sesuai maksud penciptaan .

Fungsi hati yang utama adalah mengenal Allah , yaitu iman dan takwa “  al taqwa ha – huna  “ ( takwa itu disini ) dan beliau menunjuk kedadanya 3 ( tiga ) kali , ( HR Baihaqi dari Abu Hurairah ) .

Tak bisa disangkal , hati yang sehat menjadi pangkal kebaikan dan pendorong amal saleh , ( ba’its li shalih al – a’mal ) .

Disini hanya hati yang disebut sebagai pangkal keselamatan di akhirat , bukan anggota badan yang lain , hal ini menurut imam al – Razi , karena kalau sehat hati , seluruh anggota badan yang lain ikut sehat , sebaliknya kalau lidah ( kata – kata ) dan anggota badan lain ( perbuatan ) tak sehat , sudah bisa dipastikan hati tak sehat ( berpenyakit ) .

Perawatan hati , seperti yang diajarkan para sufi , menjadi penting , perawatan hati seperti halnya perawatan fisik , memerlukan  dokter special yang tidak lain adalah para ulama, Dokter yang satu ini , menurut imam Ghazali , selain makin lama makin langka ,  “ sebagian dari mereka juga berpenyakit “  maka waspadalah . “ wallahu a’lam “ .




Senin, 09 Mei 2011

"AYAT YANG PALING DITAKUTI OLEH ULAMA"





Ayat Yang paling Ditakuti Oleh Ulama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.


Betapa kurang ajarnya tingkah pemuda Yahudi Bani Qainuqa' di Madinah.
Pemuda-pemuda bejat akhlaqnya itu menarik-narik kain seorang perempuan yang sedang berjual beli dengan mereka.

Betapa sadisnya kebiadaban Yahudi Bani Nadzir di Madinah yang ingin menjatuhkan batu besar ke diri Rasulullah, Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam.

Dan betapa liciknya kemunafikan Yahudi Bani Quraiddhah yang mengadakan permufakatan rahasia dengan kafir Quraisy ketika perang Khandaq, di mana kaum muslimin dipimpin Rasulullah berada di dalam parit.

Bejatnya akhlaq, sadisnya tingkah dan liciknya hati busuk, semuanya telah mewabah pada darah daging mereka orang-orang Yahudi Bani Israel.

Dan penyakit akhlaq yang sampai memuncak itu tentunya ada bibit-bibit penyakitnya. Bukan sekadar kuman akhlaq yang ringan, tetapi kuman yang berbahaya.

Dan kuman itu tidak hanya sekali datang berlalu, namun sekali datang dan datang lagi, bahkan senantiasa diusahakan datang. Apa itu? "Aklihimus suht". Makanan mereka haram.
Di dalam Al-Quran ditegaskan oleh Allah:

“Dan engkau akan melihat kebanyakan dari mereka (orang Yahudi) berlomba-lomba dengan dosa dan permusuhan dan mema-kan yang haram. Sungguh buruklah apa yang mereka kerjakan”. (Al-Maidah : 62).

Kenapa yang jadi bibit penyakitnya makanan haram?
Jelas. Mereka memiliki energi, tenaga untuk berbuat adalah karena makanan. Lantas, mereka berbuat aneka usaha, arahnya adalah mencari makan.

Jadi makanan di sini ibarat terminal, tempat berangkat dan sekaligus tempat tujuan. Kalau makanan itu sudah jelas-jelas haram dan itulah yang menjadi pangkal mereka berbuat, maka kebaikan apa yang perlu mereka perjuangkan dengan modal makanan haram itu? Tidak mungkin mereka memburu kebaikan dengan umpan yang dimiliki berupa modal makanan haram.

Maka tidak mungkin pula mereka berhati-hati untuk memperhitungkan mana yang halal dan mana yang haram dalam memburu sasaran yang tak lain adalah makanan pula. Ibarat orang yang memang sudah memakai baju kotor untuk membengkel, mana mungkin ia menghitung-hitung mana tempat yang bersih dan mana yang kotor.

Toh tempat yang bersih ataupun kotor sama saja, bahkan lebih perlu menyingkiri tempat yang bersih, karena nanti harus bertugas membersihkan tempat itu kalau kena kotoran dari bajunya.

Singkatnya, dengan modal bekal makanan haram, perbuatan-nya pun cenderung menempuh jalan haram, dan hasilnya pun barang haram, kemudian dimakanlah hasil yang haram itu untuk bekal berbuat yang haram lagi dan seterusnya.

Moral buruk dan makanan haram
".....Sungguh buruklah apa yang mereka kerjakan!" Ini penegasan Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Perbuatan mereka itu jelas dicap sebagai keburukan. Namun bukan sekadar mandeg/berhenti sampai perbuatan mereka itu saja sirkulasinya. Tidak.

Dalam contoh kasus ini, yang berusaha mencari makanan haram tentunya adalah orang tua, penanggung jawab keluarga. Tetapi yang memakan hasilnya, makanan haram, berarti seluruh keluarga yang ditanggung oleh pencari harta haram itu.

Dan ternyata, betapa bejatnya akhlaq/moral pemuda-pemuda alias anak-anak mereka yang diberi makan dengan makanan haram itu. Pemuda-pemuda itu sampai begitu lancangnya, menarik-narik kain perempuan di pasar saat berjual beli.

Mungkinkah pemuda-pemuda tersebut sebejat itu kalau mereka ditumbuhkan dengan makanan halal, mereka lihat orang tuanya shaleh, lingkungannya baik-baik dan terjalin ukhuwah/ persaudaraan dengan baik?

Sebaliknya, mungkinkah dengan modal makanan haram itu orang tua menunjukkan "baiknya" perbuatan jahat mereka (yang sudah ketahuan memburu barang haram), menampakkan ketulusan hati (yang sudah ketahuan rakus terhadap barang haram) dan menasihati dengan amalan baik-baik (sedang dirinya jelas melanggar)? Tidak mungkin.

Maka tumbuh dengan suburlah generasi penerus mereka itu dengan pupuk-pupuk serba haram dan jahat.

Itulah.Orang alim agama ada yang lebih parah
Sikap seperti itu sungguh parah. Tetapi, masih ada yang lebih parah. Karena yang lebih parah ini bahkan menyangkut orang-orang pandai dan pemuka agama, maka Allah Subhannahu wa Ta'ala mengecamnya cukup diawali dengan bentuk pertanyaan.

“Mengapa orang-orang alim mereka, dan pendeta-pendeta mereka (Yahudi) tidak melarang mereka mengucapkan perkataan dosa dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.” (Al-Maidah : 63).

Kita dalam hal diamnya para alim dan pemuka agama di kalangan Yahudi itu bisa juga menduga-duga kenapa mereka tidak mencegah perkataan dosa dan makan haram. Dugaan itu akan membuat perasaan bergetar, kalau sampai mereka yang alim dan pemuka agama di kalangan Yahudi itu bahkan antri ikut makan haram.

Maka ayat tersebut, bagi Ibnu Abbas (sahabat Nabi n yang ahli tafsir Al-Quran) adalah celaan yang paling keras terhadap ulama yang melalaikan tugas mereka dalam menyampaikan da'wah tentang larangan-larangan dan kejahatan-kejahatan.

Bahkan Ad-Dhohhaak berkata, tidak ada ayat dalam Al-Quran yang lebih aku takuti daripada ayat ini.

Tidak kurang dari itu, bahkan cercaan Allah itu lebih penting untuk disadari oleh ulama Islam, bukan sekadar cerita cercaan terhadap pendeta-pendeta Yahudi.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.




Selasa, 03 Mei 2011

DUNIA OH DUNIA




BERHATI-HATILAH TERHADAP DUNIA



Dunia adalah kediaman yang fana. Ia bukan rumah tempat berteduh, bukan sabana tempat merumput. Ia adalah tempat persinggahan sejenak yang penuh tipu daya. Ia adalah tempat yang hina di hadapan Allah, maka bercampurlah antara yang haram dengan yang halal, antara yang ma’ruf dengan yang mungkar, antara kehidupan dan kematian, dan antara manis dengan pahitnya.


Saudaraku,
Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang secara mengesankan memberikan perumpamaan tentang dunia. Ayat pertama berbunyi, "Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Kahfi [18] : 45)
Sedangkan ayat kedua berbunyi, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan hanya sesuatu yang melenakan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah SWT serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid [57] : 20)


Saudaraku,

Dunia ini memang tidak ada apa-apanya. Dia hanyalah ladang kesia-siaan sekiranya kita hanya menjadikannya pemuas nafsu, memperturutkan segala bentuk tipuan setan. Dititipi harta, gelar, pangkat, dan jabatan, bukannya dijadikan sebagai ladang syukur nikmat kepada Zat yang telah menitipinya kelebihan dunia ini tersebut, melainkan dijadikannya ladang petaka laknat karena menjadi ujub, riya, sum’ah, takabur, serta gemar berbuat aniaya pada sesama manusia. Dititipi istri yang cantik dan anak yang lucu-lucu, bukan semakin membuatnya dekat kepada Allah, justru semakin lalai dan jauh dari karunia-Nya. Pendek kata, apapun nikmat yang dititipkan kepadanya hanya membuatnya semakin jauh tergelincir mmperturutkan hawa nafsu dan tipuan setan, naudzubillaahi min dzalik!

Orang seperti ini biasanya akan selalu merasa pusing dengan urusan dunia. Setiap saat pikirannya akan selalu disibukkan untuk mengejar dunia sebanyak-banyaknya. Ia akan tertawa bila apa yang dikejarnya di dapat, tetapi akan kecewa, gelisah, dan marah bila apa yang diinginkannya tidak kesampaian. Pokoknya, otak dan hatinya akan terus dilanda pusing, pusing, dan pusing. Tidaklah aneh, karena dunia sepertinya telah memperbudak setiap desah nafas hidupnya, setiap denyut darah di urat nadinya, setiap jengkal langkah demi langkah hidupnya. Dunia telah jadi bagian yang melenakan tugas hidupnya sebagai seorang hamba. Dunia telah menggerogoti pikiran rasionalnya sebagai seorang hamba.



Saudaraku,

Pantaslah bila Imam Ali r.a. dalam sebuah khutbahnya mempertanyakan orang-orang dengan tabiat seperti ini, "Ada apa dengan kalian ini, sehingga kalian merasa puas dengan sedikit yang kalian peroleh dari dunia ini. Sementara, sesuatu yang banyak dari akhirat dan hilang dari kalian, tidak membuat sedih? Yang sedikit dari dunia ini yang untuk itu kalian menderita sakit sedemikian banyaknya, sehingga ia menjadi tampak pada wajah kalian atas apa saja yang diambil dari kalian. Seakan dunia ini adalah kediaman yang kekal dan seakan kekayannya menetap pada kalian selama-lamanya?"

Betul, Allah tidak akan menjauhkan dunia dari pecinta-Nya. Tidak pula Ia kikir dengan itu kepada yang ingkar dari-Nya. Tapi ingat,kebaikannya amatlah jarang dan keburukannya selalu siap mendera. Pantaslah Allah telah mengingatkan kita dalam sebuah hadits qudsi bahwa, "Kalau dunia ini ada harga sesayap nyamuk, niscaya orang-orang kafir tidak akan diberi minum walau barang seteguk." Begitu tidak berharganya dunia di hadapan Allah. Lalu, layakkah kita mengejar-ngejarnya begitu rupa sampai tidak peduli halal haram? Sampai tidak peduli hukum-hukum Allah? Sungguh sebuah pekerjaan yang teramat bodoh.



Saudaraku,

Berhati-hatilah dengan dunia ini. Ia adalah kesenangan yang menipu, seandainya kita tidak benar dalam menyikapinya. Rasulullah SAW dan para sahabat pun telah begitu rupa mengingatkan tentang hakikat dunia ini. Sabdanya, "Cinta kepada dunia adalah sumber dari segala kejahatan." Orang boleh kaya dunia, tetapi Nabi SAW melarang cinta kepada dunia. Seperti Nabi Sulaiman AS dan para sahabat yang kaya, mereka ternyata berhasil menundukan dunia di dalam genggamannya. Dunia sama sekali tidak diletakkan di dalam hatinya, cinta kepada Allah justru itulah yang selalu menyelimuti hati-hati mereka.

Pantaslah bila Imam Ibnu Athaillah dalam kitabnya yang terkenal, Al Hikam, menasehatkan, "Istirahatkan dirimu dari kerisauan mengatur kebutuhan duniamu, sebab apa yang sudah dijamin oleh lain mu, tidak usah kau sibuk memikirkannya." Seorang hamba hanya wajib dan melulu mengenal kewajiban, sedang jaminan upah ada di tangan majikan. Maka tidak usah risau pikiran dan perasaan untuk mengaturnya, karena kuatir kalau apa yang telah dijamin itu tidak tiba atau terlambat, sebab ragu terhadap jaminan Allah adalah tanda kurangya iman.



Saudaraku,

Kampung dunia ini sebenarnya tidak ada apa-apanya. Karenanya, daripada sibuk mencari-cari dunia, lebih baik carilah Yang Memiliki Dunia! Dia-lah Allah SWT.





Jumat, 25 Maret 2011

" SAKARATUL MAUT "



Hiduplah sesuka hatimu,

tumpahkan dan hamburkan kesenangan ,

demi kesenangan ,

untuk memuaskan nafsumu.

Katakan semaumu tentang Islam,

tentang orang-orang soleh,

tentang ibadah dan kebajikan.

Bergembiralah dan tertawalah sepuas-puasmu kepada dunia,

kelak pada akhirnya engkau akan rasa tegang ditengah sakaratul maut,

entah bila waktunya tapi itu pasti menimpamu,

lalu engkaupun mati.

Saat itu, malaikat tepat berada diatas kepalamu; ,

hatimu bergetar, nyawamu ditarik,

mulutmu terkunci, seluruh tubuhmu terasa lemas,

matamu terbelalak, sedang pintu taubat telah tertutup,

orang-orang disekitarmu menangis ,

sedang engkau sendiri mengerang melawan pedihnya sakratul maut,

lalu nyawamu diangkat ke langit.

Renung2kanlah wahai saudara - saudaaraku ku ,

Ajal itu pasti tiba ,

Wallahu alam ,,,#


Senin, 21 Februari 2011

Tujuh Hal Yang Mencemaskan di Masa Mendatang




7 macam y9 m_cemas_kaN ManusiA d_masa datan9,,,¤

oleh Hajami Atmaja pada 16 Agustus 2009 jam 13:03
1. K_teladan_an penduduk y9 m_ancam duniA.

2. Ancaman k_lapar_an, k_kuran9_an zat makanAn.

3. B_kurangx sumber2 alam utk k_butuh_an y9 semakin meningkat,seperti ; minyak,kayu,sDm,dlL.

4. M_nurunx kwalitas + kwan titas lingkungaN.

5. Ancaman nukLir d_tangan NegarA y9 tdk dpt d_kendalikan.

6. P_tumbuh_an ilmu tekhnolo9i y9 pesat d_luar kenDali.

7. Hancurx moRal manusia d9 kadar y9 rendah,,hancurx RohanI & JiwA d_sebab_kan NarkobA.,,,¤


Minggu, 06 Februari 2011

Apa Maksudnya ???




tidak punya kaki tapi bisa berjalan,


tidak punya mata tapi bisa melihat,


tidak punya kuping tapi bisa mendengar,


tidak punya mulut tapi bisa bicara,


berbicara tapi tidak bisa di dengar,


tidak ada wujud tapi nyata,

ada tapi tidak ada,


 tidak ada tapi ada,

dimana, tidak ada matahari ,

tidak ada cahaya lampu,

tidak tahu siang atau malam,

 tapi ada cahaya,

 cahaya yang tidak bisa disebutkan indahnya, 

jika berkeingan ke suatu t4,  

secepat kilat sampai ke t4 tujuan,

aku tak tahu, 

apakah aku bermimpi,

atau sadar,


Kamis, 13 Januari 2011




 

"Napas gratis",,,¤

oleh Hajami Atmaja pada 11 Desember 2009 jam 3:10
Ya ALLAH terima kasih,,,

engkau telah beri nikmat,,,

hamba selama 44 thn ini,,,

tp maafkan hamba ini,,,

y9 tak pandai bersyukur,,,

atas nikmat MU,,,

seandaix z hamba hrs bayar,,,

tiap kali bernapas,,,

selama 44 thn ini,,,

entah brp duit,,,

walau 1sen / napas,,,

ya ALLAH hamba tdk tau,,,

apakah sedetik k_depan,,,

masih bisa bernapas ¿,,,

tp hamba hax bisa ; ,,,

berdo'a,,,

berharap,,,

dan memohon,,,

semoga tiap napas,,,

y9 Engkau beri,,,

selama 44 thn ini,,,

selalu berkah & d_ridhoi,,,

serta selalu dalam rahmat MU,,,

hingga sisa umur hamba ini,,,

Amin ya ALLAH,,,¤



Maukie

Shark Break