Dalam salah satu do’a nya , Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah SWT , agar tidak dihinakan pada hari kiamat , “ janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan “ , ( yaitu ) dihari harta dan anak laki – laki tidak berguna , kecuali orang – orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih . وَلا تُخزِنى يَومَ يُبعَثونَ ﴿٨٧﴾ يَومَ لا يَنفَعُ مالٌ وَلا بَنونَ ﴿٨٨﴾ إِلّا مَن أَتَى اللَّهَ بِقَلبٍ سَليمٍ ﴿٨٩﴾ , ( QS al Syu’ara [ 26 ] : 87 – 89 ) .
Ada 3 ( tiga ) hal yang perlu diperhatikan dalam do’a Nabi Ibrahim ini : ,
Pertama, kekhawatiran tentang azab akhirat , seabagai Nabi bahkan sebagai bapak Nabi – Nabi , dan bergelar “ Khalil Allah “ ( kekasih Allah ) , Nabi Ibrahim masih khawatir kalau – kalau dihinakan oleh Allah pada hari kiamat , kekhawatiran semacam ini patut di contoh .
Kedua, devaluasi nilai harta ( kekayaan ) dan keturunan ( pengikut ) untuk ukuran duniawi , harta dan anak –anak , termasuk pengikut , merupakan variabel utama yang menentukan status dan starata sosial manusia , di akhirat keduanya menjadi tidak penting , karena para malaikat sebagai “ aparat Tuhan “ Tak mungkin “ disuap “ apalagi diteror .
Ketiga , kebersihan hati sebagai pangkal keselamatan di akhirat , jaminan keselamatan hanya diberikan kepada orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih , atau sehat ( Qalbun salim ) .
Banyak pendapat dari para pakar , khususnya dari kalangan ahli tafsir , yang pada pokoknya berkisar pada 3 ( tiga ) makna : ,
Pertama , seperti dikemukakan oleh Ibnu Katsir juga al – Alusi , qalbun salim bermakna salamat al – qalab’an al – syirk , aw al – aqa’id al – fasidah ( selamatnya hati dari sirik atau kepercayaan – kepercayaan yang sesat ) , hati yang sehat berarti memiliki akhidah yang benar , lurus , serta bebas dari segala bentuk kemusyrikan .
Kedua , qalbun salim berarti bersih dari penyakit hati , ( salim min amradh al –qulub ) , dalam permulaan surah al –Baqarah , dikemukakan tiga golongan manusia , yaitu : orang –orang takwa ( al – muttaqun ) , orang – orang kafir ( al – kafirun ) , dan orang – orang munafik ( al – munafiqun ) , golongan yang disebut terakhir ini adalah orang – orang yang hatinya berpenyakit , “ dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya , فى قُلوبِهِم مَرَضٌ فَزادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُم عَذابٌ أَليمٌ بِما كانوا يَكذِبونَ ﴿١٠﴾, , ( QS al - Baqarah [ 2 ]: 10 ) .
Ketiga , seperti badan yang sehat , hati yang sehat juga memiliki kesempurnaan dan kekuatan melakukan apa yang menjadi tugas dan fungsinya sesuai maksud penciptaan .
Fungsi hati yang utama adalah mengenal Allah , yaitu iman dan takwa “ al taqwa ha – huna “ ( takwa itu disini ) dan beliau menunjuk kedadanya 3 ( tiga ) kali , ( HR Baihaqi dari Abu Hurairah ) .
Tak bisa disangkal , hati yang sehat menjadi pangkal kebaikan dan pendorong amal saleh , ( ba’its li shalih al – a’mal ) .
Disini hanya hati yang disebut sebagai pangkal keselamatan di akhirat , bukan anggota badan yang lain , hal ini menurut imam al – Razi , karena kalau sehat hati , seluruh anggota badan yang lain ikut sehat , sebaliknya kalau lidah ( kata – kata ) dan anggota badan lain ( perbuatan ) tak sehat , sudah bisa dipastikan hati tak sehat ( berpenyakit ) .
Perawatan hati , seperti yang diajarkan para sufi , menjadi penting , perawatan hati seperti halnya perawatan fisik , memerlukan dokter special yang tidak lain adalah para ulama, Dokter yang satu ini , menurut imam Ghazali , selain makin lama makin langka , “ sebagian dari mereka juga berpenyakit “ maka waspadalah . “ wallahu a’lam “ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kami hanya ingin berbagi ,
karena ilmu yang tidak diamalkan,
tidak bermanfaat,
seperti pohon yang tak berbuah,
oleh karen itu marilah kita saling berbagi,
berbagi hanya dalam hal kebaikan,,,#